Kenali-lah Dyahpitaloka

Aku...Dyahpitaloka, suka banget nulis hal-hal gak penting yang mungkin susah dicerna orang lain. Tapi melalui tulisan-tulisan yang mungkin membingungkan buat ditangkap maksudnya ini, Dyahpitaloka sebenarnya hanya ingin membagi apa yang sedang dalam pikirannya, curhatlah intinya...atau kadang juga ngomongin hal yang menurutnya menarik..
Jadi, kalo berkenan, silakan mampir dan kenalilah Dyahpitaloka melalui coretan-coretannya ini...

Pages

Kamis, 22 Maret 2012

Say I'm Sorry, Please...


Biasakanlah bagi diri kita untuk bisa mengakui kesalahan dan mengatakan maaf dengan tulus.  Meminta maaf sesungguhnya adalah hal yang mulia

Let me hear you say this, i'm sorry...

Berdasarkan testimoni beberapa rekan wanita dan pengalaman bunda, beberapa lelaki, 6 dari 10 lelaki, ternyata sulit mengatakan kata maaf atas kesalahannya pada pasangannya. Boro-boro minta maaf, biasanya mereka justru akan membentak kalo sudah kepepet. Ckckck... Hebat ya ?

Nggak habis pikir, kenapa seorang laki-laki yang sudah membuat seorang perempuan menangis sedih masih juga berpegang teguh pada prinsip bahwa dirinya tidak bersalah ? laki-laki yang lebih dominan dengan logikanya juga tetap manusia yang bisa melakukan kesalahan, bukan melulu wanita yang lebih mengutamakan perasaan yang bisa melakukan kesalahan. Minta maaf juga bukan melulu kewajiban perempuan, teorinya nih, siapa yang salah, dia-lah yang seharusnya meminta maaf (anak TK pun sudah diajari hal seperti ini kok).

Aku sendiri masih celingak-celinguk mencari tahu kenapa seorang laki-laki bisa begitu egois ? laki-laki lahir dari rahim seorang ibu, seorang wanita yang melindunginya selama 9 bulan 10 hari. Selayaknya jika dia menyakiti hati wanita yang dia sayangi, dia meminta maaf. Bunda pasti mengajarinya untuk bersikap baik pada wanita pendamping hidupnya.

Bukan bermaksud untuk mendiskredit kaum lelaki lho, mohon maaf kalo topik ini jadi menyinggung kaum lelaki, tapi fakta berkata demikian. Dalam hubungan komitmen antara pria dan wanita, kasus seperti ini acap kali terjadi. Entah karena faktor X apa sehingga pada akhirnya si perempuanlah yang harus meminta maaf atas kemarahan si lelaki (si empunya kesalahan yang sebenarnya).

Bunda berkata " Bersabarlah... meskipun kau tahu dia bersalah, jangan terpancing dengan hardikannya. Maafkan dia jika kesalahannya masih bisa di tolerir", rekan wanita berbagi tips " Diem aja, kalo dijawab ntar tambah teriak dia".

Berharap semoga Allah berkenan membukakan pintu hati kaum lelaki yang telah membuat pasangannya menangis. Wanita dijadikan belahan jiwa untuk dilindungi, dicintai, bukan untuk dibuat menangis. Semoga Allah melemahkan ego kaum lelaki yang anti meminta maaf pada wanita karena sesungguhnya meminta maaf pada wanita bukan hal yang membuat seorang lelaki jatuh harga dirinya.

Amien... (Semoga di-amini oleh rekan wanita sedunia... :-) lebay...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar