Kenali-lah Dyahpitaloka

Aku...Dyahpitaloka, suka banget nulis hal-hal gak penting yang mungkin susah dicerna orang lain. Tapi melalui tulisan-tulisan yang mungkin membingungkan buat ditangkap maksudnya ini, Dyahpitaloka sebenarnya hanya ingin membagi apa yang sedang dalam pikirannya, curhatlah intinya...atau kadang juga ngomongin hal yang menurutnya menarik..
Jadi, kalo berkenan, silakan mampir dan kenalilah Dyahpitaloka melalui coretan-coretannya ini...

Pages

Kamis, 29 September 2011

Flashdisc...

Jengkeeeeeelllll triple X deh rasanya... Cuma karena sebatang flashdisc innocent ternyata bisa bikin orang hipertensi juga.
Lappy-ku jadi bertingkah gak jelas gini gara2 flashdisc yang emang udah ketauan bervirus trus di format di lappy-ku. Illfeel banget jadinya, data jadi amburadul, lappy jadi lola aaaaarrrgggghhhh.......

Yang bikin lebih kesel lagi, Tuan Muda yang bikin ulah, seolah lepas tangan. Dia taunya mau pre-test, masa bodoh ama kerjaanku yang gak tau ntar nasibnnya gimana kalo ditagih hari ini harus jadi.

Bener-bener egois deh ni orang... asal flashdiscnya udah beres diformat, lappy buat kerja terinfeksi virusnya, masa bodoh. Hmmm... Istighfar... Istighfar....

Karena sebatang flashdisc sialan, rusak dah kerjaanku...

Kesel, bete, marah jadi satu deh....

Selasa, 06 September 2011

Who Are You

Susah menerjemahkan perasaan saat ini. Kenapa hati ini bisa sampai bertanya "Siapa dia?". Seharusnya dia adalah sosok yang selalu memberiku rasa aman tapi dia justru berlaku sebaliknya. Dia adalah laki-laki yang memberiku rasa sakit, laki-laki yang memakiku, laki-laki yang memberiku rasa takut. Who're you ?

Who are you ?

Rasanya hidupku menderita... aku tidak merasa sedang dicintai, tapi perlahan-lahan sedang diluluhlantakkan hatiku. Dari hari ke hari yang aku rasakan hanya sakit, bukan cinta. Apa landasannya menikahiku kalau yang dia tunjukkan padaku adalah sosok monster yang tidak punya hati ? menyakiti perasaan sesuka hati dan merasa itu alalah hal wajar yang harus aku terima. Aku jadi bertanya, Who're you ? bukankah seharusnya kau adalah orang yang paling mencintai dan menjagaku ?

Sakit... itu yang aku dapatkan dari dia, bukan cinta. Aku berharap dia adalah sosok suami yang kebapakan, dewasa, lembut dan penuh kasih. Aku harap dia adalah sosok yang jujur dan terbuka. Aku tidak mau hidupku justru jadi nelangsa kelak karena sosok keras yang dipenuhi dengan ego laki-laki dan ego seorang anak sulung.

Sadarkah bahwa akhir-akhir ini yang kau berikan padaku adalah derita ? sadarkah kau bahwa yang kau berikan padaku adalah kesedihan ? sadarkah kau bahwa yang kau tunjukkan padaku adalah sosok yang menakutkan ? bukan sosok suami yang seharusnya.

Kalau aku boleh jujur padamu... Kau terlalu sering menyakitiku... Sakit hati ini tak pernah kau mengerti. Jika kau bahkan bisa mengatakan bahwa kau 'benci', mungkin saatnya aku juga bilang, 'aku benci padamu atas semua sakit hati yang kau timpakan padaku. Aku menderita.'