Kenali-lah Dyahpitaloka

Aku...Dyahpitaloka, suka banget nulis hal-hal gak penting yang mungkin susah dicerna orang lain. Tapi melalui tulisan-tulisan yang mungkin membingungkan buat ditangkap maksudnya ini, Dyahpitaloka sebenarnya hanya ingin membagi apa yang sedang dalam pikirannya, curhatlah intinya...atau kadang juga ngomongin hal yang menurutnya menarik..
Jadi, kalo berkenan, silakan mampir dan kenalilah Dyahpitaloka melalui coretan-coretannya ini...

Pages

Kamis, 12 April 2012

Pelajaran Hari Ini..

Seorang wanita mengeluh :

Hari ini aku sedih, sangat marah dan terpukul karena sikap tidak bijakmu, arogan dan egoismu. Sia-siakan saja yang sedang kau genggam ini selama kau merasa itu menyenangkan. Karena kesenanganmu tak akan berlangsung selamanya. Karang pun akan hancur di terjang arogannya ombak. Begitu juga aku.


Yang kita miliki mungkin bukan yang terbaik, mungkin hanya biasa. Kita sering kali tidak tahu maknanya sesuatu yang tampak biasa itu, sampai akhirnya kita kehilangan.

Ya, manusia kadang lalai. Melihat rumput tetangga lebih hijau, lebih bagus sampai lupa akan tanggung jawab atas rumputnya sendiri. Kejadian yang membuat kita mengelus dada tapi itulah faktanya.

Pelajaran hari ini yang perlu diresapi bener makananya...

Yang kita miliki mungkin bukan yang terbaik, mungkin hanya biasa. Kita sering kali tidak tahu maknanya sesuatu yang tampak biasa itu, sampai akhirnya kita kehilangan.

Rabu, 11 April 2012

Pernah, Waktu Itu

Yang pernah kau puja dalam tiap untaian kata...
Yang pernah kau pandangi tanpa jemu tiap hari...
Yang pernah kau akui sebagai orang yang enak untuk diajak ngobrol...

Ya, pernah, waktu itu...

Tapi sesungguhnya

Satu-satunya yang tak pernah kau kenal dengan baik... AKU !



For You...

"Aku mencintaimu dengan SADAR dan akan terus mencintaimu dengan SABAR."
Rangkaian kata yang manis karya Moammar Emka yang sarat akan ketulusan. Kutujukan kalimat ini tulus untukmu...

Remember, I Love You...

Senin, 26 Maret 2012

Aku Kehilanganmu...

Sedih sekali rasanya... Aku kehilanganmu, janinku.

Si mungil yang aku nantikan sejak awal pernikahan kemaren, sempat aku rasakan hadir dalam rahimku. Tapi Allah berkehendak lain... Aku mengalami miscarriage. Janinku gugur di usia kurang lebih 4 minggu. Ya Allah, berat rasanya menerima kenyataan aku harus kehilangan janinku yang sudah lama aku nantikan.

Menangis selama beberapa hari sudah pasti. Harap maklum, aku sudah menunggu kehadiran tangis bayi sejak 6 bulan lalu. Tapi ketika dia hadir dan baru berusia 4 minggu, dia harus gugur. Aku sempat menyalahkan diriku sendiri karena tidak menjaga kehamilanku dengan baik sampe akhirnya membuat aku kehilangan apa yang aku nantikan sejak lama. Tapi sharing cerita dari bunda dan kakak ipar yang pernah mengalami hal serupa membuatku sadar, yang penting sekarang adalah bankit dan kembali mempersiapkan diri, merencanakan untuk mendapat momongan lagi. Dan dari moment miscarriage kemaren setidaknya aku sedikit belajar. Faktor kelelahan dan belum sepenuhnya mengkondisikan fisik untuk lebih slow motion dalam beraktivitas jadi penyebab miscarriage kemaren.

Yah, mungkin memang belum sekarang. Semoga Allah berkenan segera memberikan momongan  lagi pada aku dan suamiku. Hal yang baik akan datang pada saat yang baik, saat yang tepat. Begitu kata orang tua. Semoga si kecil akan segera hadir diantara kami berdua, memberi suasana baru, kisah baru dan yang jelas membawa kebahagiaan untuk pernikahan kami.

Amien...

Kamis, 22 Maret 2012

Say I'm Sorry, Please...


Biasakanlah bagi diri kita untuk bisa mengakui kesalahan dan mengatakan maaf dengan tulus.  Meminta maaf sesungguhnya adalah hal yang mulia

Let me hear you say this, i'm sorry...

Berdasarkan testimoni beberapa rekan wanita dan pengalaman bunda, beberapa lelaki, 6 dari 10 lelaki, ternyata sulit mengatakan kata maaf atas kesalahannya pada pasangannya. Boro-boro minta maaf, biasanya mereka justru akan membentak kalo sudah kepepet. Ckckck... Hebat ya ?

Nggak habis pikir, kenapa seorang laki-laki yang sudah membuat seorang perempuan menangis sedih masih juga berpegang teguh pada prinsip bahwa dirinya tidak bersalah ? laki-laki yang lebih dominan dengan logikanya juga tetap manusia yang bisa melakukan kesalahan, bukan melulu wanita yang lebih mengutamakan perasaan yang bisa melakukan kesalahan. Minta maaf juga bukan melulu kewajiban perempuan, teorinya nih, siapa yang salah, dia-lah yang seharusnya meminta maaf (anak TK pun sudah diajari hal seperti ini kok).

Aku sendiri masih celingak-celinguk mencari tahu kenapa seorang laki-laki bisa begitu egois ? laki-laki lahir dari rahim seorang ibu, seorang wanita yang melindunginya selama 9 bulan 10 hari. Selayaknya jika dia menyakiti hati wanita yang dia sayangi, dia meminta maaf. Bunda pasti mengajarinya untuk bersikap baik pada wanita pendamping hidupnya.

Bukan bermaksud untuk mendiskredit kaum lelaki lho, mohon maaf kalo topik ini jadi menyinggung kaum lelaki, tapi fakta berkata demikian. Dalam hubungan komitmen antara pria dan wanita, kasus seperti ini acap kali terjadi. Entah karena faktor X apa sehingga pada akhirnya si perempuanlah yang harus meminta maaf atas kemarahan si lelaki (si empunya kesalahan yang sebenarnya).

Bunda berkata " Bersabarlah... meskipun kau tahu dia bersalah, jangan terpancing dengan hardikannya. Maafkan dia jika kesalahannya masih bisa di tolerir", rekan wanita berbagi tips " Diem aja, kalo dijawab ntar tambah teriak dia".

Berharap semoga Allah berkenan membukakan pintu hati kaum lelaki yang telah membuat pasangannya menangis. Wanita dijadikan belahan jiwa untuk dilindungi, dicintai, bukan untuk dibuat menangis. Semoga Allah melemahkan ego kaum lelaki yang anti meminta maaf pada wanita karena sesungguhnya meminta maaf pada wanita bukan hal yang membuat seorang lelaki jatuh harga dirinya.

Amien... (Semoga di-amini oleh rekan wanita sedunia... :-) lebay...




Kamis, 15 Maret 2012

Aku Berusaha Ikhlas...

Pagi ini abis baca tulisan Mas Dwi Wahyu Arif Nugroho tentang IKHLAS. Bagus banget... Pas banget dengan moment saat ini yang memang membutuhkan keikhlasan yang super extra. Aku mencoba memahami betul makna kata IKHLAS dengan hati. Aku mencoba menyisipkan keikhlasanku di setiap bagian hatiku yang berteriak ato mengeluh, 
'seharusnya tidak begini...', 'kenapa jadi begini ?', 'bukan ini yang aku harapkan', 'sesungguhnya aku kecewa dengan...'.

Ikhlas bukan berarti kalah, menerima apa yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita, tapi berusaha legowo menerima apa yang diberikan pada kita. Meskipun buruk, pahit sekalipun.

Ikhlas ketika disakiti dengan kalimat yang jauh dari kepantasan, ikhlas ketika disalahkan atas hal yang sesungguhnya bukan seutuhnya kekeliruan sendiri, ikhlas menerima cercaan, makian dan sakit hati bertubi-tubi. Hanya IKHLAS-lah yang bisa dilakukan sekarang. Aku ikhlas karena aku tidak mau membencinya karena menyakiti hatiku untuk hal yang prinsip sekalipun. Aku ikhlas karena aku tidak mau mendendam padanya. Pintu ini yang aku pilih, sesakit apapun ketika aku masuk ke dalamnya, harus aku terima sebagai bentuk konsekuensi. Insya Allah aku tetap ditahbiskan pada jalur kesetiaan seorang manusia, seorang perempuan, seorang istri.
Belajar Ikhlas Menerima Apapun...

Ikhlas... ikhlas disakiti.
Ikhlas... semoga dengan ikhlas, lebih mudah untuk melepaskan.
Ikhlas... semoga dengan ikhlas, hati lebih kuat menjalani segala sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan ato keinginan.

Senin, 06 Februari 2012

Aku Merindukan kehadiranmu, Baby ( Part III )

Gak terasa... udah masuk bulan Februari 2012. Bulan Oktober... November.... Desember 2011... berganti 2012 bulan Januari... dan sekarang Februari. Kabar gembira itu belum juga ada. Sedih... Aku udah pengen banget ngerasain gimana perasaan seorang calon ibu. Hiks hiks... sedih... kenapa kami belum diberi kepercayaan untuk diberi momongan.

Gimana rasanya hamil di tiga bulan pertama, rasanya ngidam, waaahh... banyak yang pengen aku rasain dari cerita temen2 yang udah jadi ibu.


Begitu banyak pertanyaan bertubi-tubi tentang 'kapan punya momongan ?', 'kok belum 'isi' juga ?', 'lho, kok belum hamil nih ?'
Huft... mengelus dada. Itu semua juga bukan kemauanku. Aku juga dah pengen banget menimang baby, tapi memang sampai saat ini anugrah itu belum kami dapatkan. Aku cuma berharap, orang2 disekelilingku bisa memahami bahwa pertanyaan mereka menimbulkan tekanan bagiku. Mungkin itu sebagai bentuk kepedulian mereka padaku, tapi terkadang berondongan pertan

Seandainya mereka memahamiku...

Baby... aku sudah sangat merindukan kehadiranmu.