Kenali-lah Dyahpitaloka

Aku...Dyahpitaloka, suka banget nulis hal-hal gak penting yang mungkin susah dicerna orang lain. Tapi melalui tulisan-tulisan yang mungkin membingungkan buat ditangkap maksudnya ini, Dyahpitaloka sebenarnya hanya ingin membagi apa yang sedang dalam pikirannya, curhatlah intinya...atau kadang juga ngomongin hal yang menurutnya menarik..
Jadi, kalo berkenan, silakan mampir dan kenalilah Dyahpitaloka melalui coretan-coretannya ini...

Pages

Jumat, 30 Juli 2010

Forgive Me... I Forgive You...


Adikku, ini adalah salah satu doa saya;

“Tuhanku, aku mohon Engkau menjauhkan aku dari makhluk-Mu yang berniat jahat.”

Ternyata!, semua doa memang dijawab, TIBA-TIBA JELAS SEKALI TERLIHAT atasan yang tidak amanah, rekan yang berkhianat, dan orang kepercayaan yang tidak jujur.

Setelah itu, MUDAH bagi saya untuk BERLAKU TEGAS.

Ternyata, ADA NIAT MENYELAMATKAN KITA, DIBALIK PERILAKU BURUK ORANG LAIN.

Mario Teguh


......

MESKIPUN BERHAK MEMBALAS, LEBIH BAIK MEMAAFKAN.

Mario Teguh


Dari kalimat itu aku belajar, ketika aku di dekatkan dengan orang-orang yang berniat buruk atau jahat, sesungguhnya mataku sedang dibukakan oleh-Nya, untuk melihat seberapa buruknya orang itu dan harus setegas apakah aku mengambil sikap.

Tapi dalam keseharian pasti pernah dengar wejangan orang tua yang mengatakan, "Kalau kau dijahati orang, walaupun kau bisa membalas, lebih baik kalau kau memaafkan. Orang yang bisa memaafkan itu derajadnya akan di tinggikan Tuhan."
Dan ternyata kalimat itu kembali aku dengar dari seorang Mario Teguh.

Faktanya gak gampang melakoni hal itu, menjadikan diri sebagai sosok dengan hati seluas samudra. Boro-boro seluas samudra, seluas ukuran kamar 3x4 meter aja gak ada hahaha....
Ehmmm, tapi hal baik memang harus di coba. Dari pada jadi si pendendam, lebih baik jadi si pemaaf kan ?

Buat orang-orang yang berniat buruk dan orang-orang yang telah berbuat jahat padaku, aku sedang berusaha untuk gak membenci, mendendam apalagi mengutuk kalian... Aku sedang belajar untuk bisa memaafkan.

Buat orang-orang yang merasa sedang atau telah aku jahati, semoga kalian juga belajar memaafkan aku yaa...

Si Pahit Yang Menuntut Kesabaran


Orang yang BERHENTI di hadapan masalah, menjadikannya sebagai PENGHALANG.

Orang yang MENGUPAYAKAN CARA untuk melampaui masalahnya, menjadikannya sebagai PIJAKAN NAIK.

Masalah bukanlah untuk dikeluhkan dan dihadapi dengan kasar, tetapi untuk disikapi dengan sabar.

MASALAH ADALAH RAHMAT YANG TIDAK KITA SUKAI RASANYA.

Mario Teguh - Loving you all as always


Pak Mario memang benar, masalah sesungguhnya adalah rahmat dari Tuhan yang rasanya pahit, nggak enak sama sekali. Mana ada sih masalah itu manis ? sampe orang ketagihan dapet masalah ? Hehehe.... Tapi ketika kita diuji dengan masalah kehidupan dan tau cara mengatasinya pada saat itulah kita kita 'naik kelas', seperti pada topik sebelumnya, Si Jahat Yang Mengantarku Naik Kelas.

Saat ini memang sedang mengalami masalah yang lumayan kompleks. Rasanya seperti kombinasi coklat strawberry deh, sampe kumat insomnia, makan juga jadi males. Di depan rasanya aku cuma lihat pintu-pintu yang tertutup, sama sekali belum lihat ada clue gimana caranya membuka pintu itu. Aku belum dapat kunci yang tepat...

Bingung, pusing dan labil... itulah gambaranku saat ini. Tapi tadi Pak Mario bilang 'Masalah bukanlah untuk dikeluhkan dan dihadapi dengan kasar, tetapi untuk disikapi dengan sabar'. Yaah, SABAR.... Sabar mengurai dan merunut benang kusut permasalahan, sabar mencari celah jalan keluar, sabar menunggu timing yang tepat sampai semua jadi benar-benar clear, sabar menghadapi orang-orang yang terkait dengan masalah di dalamnya. SABAR...SABAR dalam segala hal, itu yang aku dan masalahku butuhkan sekarang. Yang jelas aku gak akan berhenti mengusahakan penyelesaian untuk 'si problem' yang menyebalkan ini.

Aku sedang berusaha sabar menyikapi permasalahanku. Semoga saja berbekal kesabaran dan take an action yang tepat, masalah yang saat ini rasanya super duper pahit, bisa berubah manis di kemudian hari. Di hari dimana aku menemukan penyelesaiannya...

Senin, 26 Juli 2010

My Wishes


Ulang tahun, moment sekali dalam setahun, pada dasarnya buatku gak cuma menambah umur doank. Sejalan dengan pertambahan usia, SEHARUSNYA dibarengi dengan peningkatan dalam berbagai hal. Kedewasaan, kematangan pola pikir, tanggung jawab, dan masih banyak lagi. Aku akui, aku nggak cukup dewasa, masih terlalu manja dan kekanakan. Aku juga sadar...Di usiaku saat sekarang, aku masih punya seabrek PR yang harus dikerjakan. Dan mungkin aku harus gerak cepat ngerjain PR-PRku. Deadline ngumpulin PR ternyata sudah di depan mata. Boleh dibilang aku mulai kuatir, tapi kuatir juga gak akan membantu mengatasi masalah. Terlebih aku menghadapi orang-orang dengan tipikal unik yang kurang mendukung misiku, gerak cepat ngerjain PR hiks hiks hiks...

Pada seseorang aku punya 3 wishes yang bisa aku pergunakan pada moment penting. Kemaren, tepat di hari ulang tahunku, First Wish udah aku sampe'in. Yang aku minta sepertinya simple, enteng diucapkan, gampang ditulis, apalagi sekedar diiyakan. Tapi jangan salah.... sesungguhnya permintaan itu sarat dengan nilai moral, tanggung jawab, kejujuran dan harga diri seseorang.

Moment ulang tahun justru mengingatkan aku, betapa lambatnya aku berjalan dan mencapai apa yang seharusnya sudah ku raih beberapa tahun yang lalu. It's OK, bukan waktunya mengeluh, tapi waktunya take an action. Aku gak mau buang waktu, tenaga dan perasaan buat sesuatu yang gak jelas. Semoga keluarga juga orang-orang yang dekat denganku bisa mendukung langkahku. Bukannya menghambat apalagi justru sekedar memberi masalah. Capeekkk dweeehh....

Tuhan... ku ucapkan permohonanku pada-Mu lewat doa. Mohon Kau berkenan mendengar dan mengabulkannya untuk hambaMu ini....

Semoga tahun ini adalah awal yang baik buatku untuk segala hal. Semoga Tuhan memberi segala kemudahan bagiku dalam menghadapi, menjalani dan mencapai sesuatu. Semoga Tuhan menganugrahkan padaku orang-orang yang bisa mendukung dan mengasihiku dengan cinta dan kasih sayang, menjauhkan aku dari orang-orang bermasalah yang hanya menghambat langkah majuku. Semoga apa yang jadi tujuan hidupku bisa mulai ku rintis secara nyata mulai saat ini....

Amin...

Senin, 19 Juli 2010

Si Jahat Yang Mengantarku Naik Kelas

Sahabat saya yang hatinya baik,

Mereka yang menjahati kita itu, sebetulnya tidak ingin berlaku jahat kepada kita.

Mereka sedang diperankan oleh Tuhan untuk menjadi penguji keberserahan kita kepada-Nya.
...
Sabarkanlah diri Anda.

Semua yang terjadi, terjadi atas kehendak Tuhan.
Semua yang terjadi, terjadi dengan tujuan untuk memuliakan Anda.

Ingatlah,
Keburukan yang menjadikan kita baik, adalah kebaikan.

Mario Teguh


Ehmm, yang dikatakan Pak Mario memang benar. Orang yang jahat pada kita sebenarnya nggak mau berlaku jahat. Bukankah manusia ibaratnya adalah tokoh pewayangan yang memainkan perannya masing-masing ? Dan 'dia' kebetulan di plot untuk memerankan tokoh penguji bagi kita. Menguji sampai mana kita bisa bertahan dan bersabar menerima cobaan, sampai mana kita bisa pasrah dan percaya akan kuasa Tuhan bahwa segala sesuatu pasti ada hikmahnya.

Aku, seperti juga kebanyakan kita semua, sering merasa ketika orang menjahatiku, kenapa dia tega berbuat seperti itu ? pada saat itu akan menggerutu, kenapa harus mengenal dia kalau akhirnya cuma dijahatin, difitnah, ditipu, disakiti, dikerjain bahkan mungkin dipermalukan ? saat itu aku mengeluh dan mengadu pada Tuhan :

"Tuhan, kenapa ini harus terjadi padaku ? Kenapa harus dia yang menyakitiku ? kenapa dia yang membenamkanku dalam keterpurukan ?"

Tapi sejalan dengan waktu, aku sadar, sebenarnya ketika 'dia' datang memberikan setumpuk masalah merepotkan, kesedihan yang menahan tawaku, Tuhan mau aku belajar supaya aku 'naik tingkat'. Itulah yang aku maknai ketika Pak Mario mengatakan 'Semua yang terjadi, terjadi dengan tujuan untuk memuliakan Anda'. Dan 'dia' yang jahat, menyebalkan, membosankan, dan memuakkan sesungguhnya adalah kebaikan karena dia adalah 'Keburukan yang menjadikan kita BAIK'. Agak susah menerima 'dia' sebagai kebaikan pada awalnya,tapi sesungguhnya itulah 'dia', sang penguji yang menjadikan kita jadi lebih baik, menjadikan kita naik tingkat dan memuliakan kita ketika kita berhasil melalui cobaan tersebut.

Jadi, sekarang aku coba positive thingking, bahwa yang jahat itu sebenarnya mengemban misi dari Tuhan... mengantarkanku naik kelas hehehe...

Dengan kata lain, 'dia' yang sekarang sedang menjahatiku juga sedang mengemban misi Tuhan untuk menjadikan aku lebih baik. Semoga aku bisa melalui ujian kali ini, supaya misinya berhasil dan aku juga bisa 'naik tingkat'... Simbiosis deh...

Sabtu, 17 Juli 2010

History Of Prayer

Dua hari yang lalu, seorang sahabat mengirimkan SMS yang menurutku penting untuk dimaknai artinya. Ini dia isi SMS-nya :

Doaku terjawab sudah..
Ketika ku mohon KEKUATAN, Tuhan memberiku KESULITAN agar aku menjadi KUAT
Ketika aku memohon KEBIJAKSANAAN, Tuhan memberiku MASALAH untuk kupecahkan agar aku menjadi lebih BIJAK
Ketika aku memohon KESEJAHTERAAN, Tuhan memberiku AKAL untuk berpikir
Ketika aku memohon KEBERANIAN, Tuhan memberikan aku keadaan yang BERBAHAYA untuk ku atasi
Ketika aku memohon sebuah CINTA, Tuhan mengirimkan orang-orang bermasalah untuk ku tolong agar aku belajar untuk mengasihi


Dari situ bisa kita lihat, Tuhan tidak memberikan apa yang kita pinta pada-Nya pada 'saat itu juga'. Tapi Dia memberikan pada 'saat yang tepat'. Mungkin inilah yang di maksud dengan 'Indah Pada Waktunya'.

Nilai Merahku Gara-Gara Facebook

Hari ini sungguh di luar dugaan. Aku mendapat teguran keras karena kesalahanku bikin status di Facebook. Begitu denger suaranya langsung ke nada gak enak yang mengindikasikan aku kembali melakukan kesalahan dan kali ini tergolong kesalahan yang sangat besar hingga mencoreng mukanya, membuat citranya buruk di kalangan Facebookers,membuatnya marah, tersinggung, kesal, jengkel, mungkin juga benci ama aku. Yaaah.... Aku mengaku salah. Seperti yang dia bilang, aku anak kecil yang kekanakan, gak dewasa, gak punya harga diri, cengeng, susah di emong, dan gak tau lagi apa penilaiannya padaku....

AKU MENGAKU BERSALAH...

Aku bikin status yang sesungguhnya hanya karena aku suka lirik lagunya aja ternyata jadi menimbulkan efek jelek buat dia. Aku bikin status yang 'mengadu' di ruang publik, yang seharusnya gak boleh dilakukan. Yaah, aku salah... Aku sudah minta maaf, tapi memang tidak ada respon bahwa aku dimaafkan. Memang mungkin tidak termaafkan.

Mungkin karena dah capek ngemong anak kecil, bosen ngikutin pola pikir anak kecil yang gak dewasa, sampai-sampai hari ini aku mendengar 'suara keras'-nya, untuk yang pertama kali. Aku kaget, takut juga merasa bersalah... wajar kalo mewek, bukan cengeng. Tapi karena aku tidak biasa mendapatkan hal-hal seperti itu secara mendadak. Kayak shock therapy... Hal yang jarang aku terima dari orang sekitarku, bahkan dari ortu.

AKU DAPAT NILAI MERAH GARA-GARA FACEBOOK

Kapok deh sering-sering bikin status di Facebook. Anak kecil yang gak dewasa keseringan gak bisa mikir efek status yang dia tulis. Dari pada salah lagi. Kesalahan ini aja gak dimaafin, gak tau juga nanti apa punishment yang harus aku terima, kok nambah bikin kesalahan lagi..??

Aku tau aku salah, berusaha semaximal mungkin gak ngulangin. Masalah mau dimaafin, masalah pandangannya berubah, masalah ke depan gimana... Aku gak tau. Tapi aku belajar dari kejadian ini. Belajar dari sebuah kesalahan supaya ke depan gak ada kejadian mengagetkan seperti hari ini...

Sabtu, 10 Juli 2010

Perubahan


SEMUA ORANG INGIN BERHASIL, TETAPI TIDAK SETIAP ORANG BERSEDIA BERUBAH.

Sebagian besar dari janji yang memenuhi langit adalah janji untuk berubah, tetapi yang diucapkan oleh orang-orang yang tersinggung dan marah jika dianjurkan untuk mengubah sikap dan cara-caranya.

MEMANG PERUBAHAN TIDAK MENJAMIN KEBERHASILAN, TETAPI TIDAK ADA KEBERHASILAN YANG BISA DICAPAI TANPA PERUBAHAN.

Mario Teguh – Loving you all as always



Saat ini sedang dalam fase menunggu adanya perubahan setelah berusaha mengubah konsep pemikiran awal yang ternyata salah.
Berubah, Mengubah, Diubah, Perubahan... adalah hal yang sama-sama menghasilkan konsekuensi. Aku sudah memutuskan untuk mengubah, supaya apa yang salah jadi berubah jadi benar, semuanya mungkin tidak akan sama lagi karena sudah diubah menjadi bentuk lain. Dan waktu akan menunjukkan perubahan itu... We'll see, semoga perubahan itu mengarah ke arah yang positif. Menuju ke arah keberhasilan. Aku berusaha, Tuhan yang menentukan...

SEGERA IKHLAS = SEGERA DAMAI

HIDUP YANG DAMAI DAN SEJAHTERA ADALAH HADIAH BAGI HATI YANG IKHLAS.

Ikhlasnya hati, bukan kuatnya intelek, badan, atau modal – yang menjadikan orang segera pindah dari hidup yang penuh keluhan menuju hidup yang damai dan penuh kesyukuran.

IKHLAS ITU TEGAS!
...
APA PUN YANG TIDAK MENDAMAIKAN DAN TIDAK MEMPERKUAT ANDA, TINGGALKAN!

Super Formula:

SEGERA IKHLAS = SEGERA DAMAI

Mario Teguh - You know I love you


Yang 'tidak mendamaikan' hanya akan menimbulkan masalah sepanjang perjalanan hidup sedangkan hidup itu hanya sekali, mengapa kita harus mewarnai kanvas kehidupan dengan tinta hitam yang asalnya dari sumber yang seharusnya tidak ada di dalamnya ? yang hanya membebani pikiran, membuat gelisah, gundah, dan menghambat langkah maju ke depan?

Pak Mario mengatakan : 'APA PUN YANG TIDAK MENDAMAIKAN DAN TIDAK MEMPERKUAT ANDA, TINGGALKAN!'

Lalu kenapa masih berpikir untuk menyimpan hal yang tidak mendamaikan ??? TINGGALKAN !!!

Selasa, 06 Juli 2010

Kesibukan Vs Perhatian…?? Whatever…


Huuufff… Awal bulan yang melelahkan, berat dan…gak tau deh, susah dijelaskan dengan kata-kata. Sebetulnya nggak mau juga mengawali sebuah tulisan dengan keluhan begini, tapi memang tidak ada tempat lagi buat mengeluh selain lewat kotak ajaibku ini . Mau konfirmasi langsung ke pihak yang bersangkutan, ada beberapa kendala, jadi ya udah… daripada meledak jadi jerawat baru, jadi keluhan lambung perih, kepala puzzling, insomnia.. mending aku tulis aja deh… biar plooong. Semoga kalo tulisan ini terbaca ama yang bersangkutan, gak malah bikin dia tambah bĂȘte (tapi biasanya sih gitu hehehe….). Moga aja bisa di terima sebagai gantinya ngomong live di depan dia. Kalo sampe bĂȘte.. wuaaah… Otak lagi gak mampu menerima masalah tambahan baru… dah overload and it’s gonna be explode hahaha… lebay tuh

Kemaren karena insiden hari minggu harus ber-say hallo dengan dokter-dokter jaga UGD RS. Sardjito, aku jadi menuai banyak ‘pertanyaan’ dari sahabat dekat n sepupu yang nemenin di rumah sakit, juga mantan teman kerja yang punya feeling kuat nanyain kabar di hari yang tepat.

“Lho, kok dia gitu sih, Jeng?”, “Kok dia gak dateng, neng ?”, “Masmu kemana, mbak ?”, “Dia udah telfon belum, neng ?”

Itulah beberapa pertanyaan yang aku terima kemaren. Aku juga bingung mau jawab apa, aku jawab, “dia lagi sibuk banggetz”. Memangnya aku bisa jawab apa lagi ? Mantan teman kerjaku dengan caranya yang lugas mengatakan pendapat dan kritikannya nanggepin situasi kemaren, sahabatku yang langsung dateng begitu aku kabarin cukup toleransi untuk gak terlalu banyak bertanya ini dan itu, adek sepupuku juga cukup pengertian dengan gak banyak cing-cong setelah aku beri satu jawaban yang sebenernya masih mengulik bibir usilnya buat bertanya lebih detil lagi. Dia mungkin kasian juga liat kakaknya udah tepar, menerima salam tempel jarum suntik plus jarum infus. Mana mungkin bisa kasih penjelasan lebih detil atas rasa penasarannya ?

Sebenernya kondisi kemaren memang karena salahku sendiri. Kebanyakan mikir masalah yang complicated, gak bisa diomongin jadi males makan, sekalinya makan…e’eh, malah masukin makanan yang salah. Kemaren memang gak kasih tau ortu kalo sempat masuk UGD, mereka cuma tau aku nemenin adek sepupu dirumahnya karena dia sendirian. Alhasil, ngebut kesetanan di jalan ke rumah sakit berdua sama adek. Pulang ke rumah juga seolah gak terjadi apa-apa, minum obat sembunyi-sembunyi… Huuuh, bo’ong memang repot !!!! itu kenapa aku paling gak suka bo’ong, malah menimbulkan banyak masalah baru . Tapi aku gak mau adek sepupu kena omel yang salah sasaran dari mama, jadi terpaksa bo’ong. Buat orang rumah, maafin adek yah….

Sebenernya ketika harus masuk ke UGD, pengen juga kasih tau dia, bahkan dia yang terpikir buat dihubungi pertama kali, tapi aku tau dia lagi sibuk, dikasih tau pun dia juga gak bakal dateng kok, dijamin 100%. Jadi hati kecil langsung bilang, ‘dah…di skip aja deh pikiran kekanakan mo ngubungin dia…aku hanya akan masuk ke sikon yang salah aja’. Apalagi malam sebelumnya kami memang lagi miss komunikasi, gak tau kenapa, niatnya diajakin becanda malah jadi salah paham gitu deh haduuuuhh… puzzing… Ya, anggap aku salah (as always…aku selalu yang salah hiks hiks Geisha banget yah aku ?? hahaha…), jadi aku yang tanya dulu ke dia masih bĂȘte gak ? (dalam kondisi perut dah gak karuan…) Satu jam..dua jam…tiga jam… lewat gak ada balasan, sampe akhirnya dah tepar di kasur UGD… Gak sanggup lagi pegang HP. Langsung aku delete deh list no.1 buat hubungi dia…sikon jelas gak memungkinkan. Salah-salah malah kayak semalem lagi, bikin dia bĂȘte karena mentingin diri sendiri dan gak bisa mahami kesibukannya wuaduuhh… Akhirnya milih nelpon sahabatku aja, gak taunya dia malah dateng. Alhamdulillah…

Dia memang tanya via SMS kenapa aku di Rumah Sakit, tanya dah minum obat ato belum, nyuruh istirahat juga. Yah, itu yang dia lakukan kemaren ketika tau aku tepar di UGD… Bahkan telfon konfirmasi 2 menit aja dia gak sempat… yah, maklum…sibuk… Sampe sahabatku nanya 2 kali, “dia dah telfon belum neng ?” ditambah komentar adekku, “Kok datar banget yah? Bahkan gak tanya kamu di rumah sakit mana, mbak? Di UGD ama siapa? Bener2 cool” huuuufff… komentar usil cengengesan yang sangat menohokku kemaren. Lagi-lagi positive thinking aja… kesibukan yang membelenggunya .

Belakangan, emang sebenernya aku (parno yow..parno…hahaha…) ngerasa komunikasi kami rada gak nyambung, sering miss.. beda deh dari sebelumnya. Sibuk, aku tau, dia sibuk karena ada acara akbar di gelar di tempat kerjanya. Selain ngerasa komunikasi kami rada gak nyambung sejak awal minggu kemaren, di tambah kesibukan dia, aku jadi tambah susah buat masuk ke dunianya. Mau sekedar ngingetin makan siang ama sholat seperti biasanya atau mau SMS sekedar say hi aja aku kadang perlu mikir, penting n perlu gak sih aku ingetin? ganggu kesibukannya gak sih aku SMS-in dia ? Ehmm…Sikon begini biasanya dia bilang aku kebiasaan parno sendiri hahaa.. tapi memang kayak gitu keadaannya, mendadak jadi ngerasa canggung aja ma dia .

Tapi sekarang aku coba tau diri deh, gak mau ngerecokin dia banget-banget. Kalo yang sebelumnya aku selalu cerewet kalo dia begadang, bangun telat, mangkir minum susu, berangkat kerja mepet jam telat… aku berusaha stop. Karena kayaknya aku cerewet ngingetin ini itu juga gak ada pengaruhnya ke dia, meskipun maksudku cerewet juga baik loh... Tapi mungkin penyampaianku yang gak tepat dan mungkin malah sebenernya itu semua bikin dia risih… Ya udah, aku stop aja deh, bukan karena capek, nyerah ato apa. Tapi aku pikir memang useless aja, gak bawa dampak positif tapi malah bikin orang risih huaaaaa……!!!!

Tapi jujur, belakangan memang kayak ada ‘jarak’ terentang di antara kami. Komunikasi di SMS kalo gak yang datar, kayak temen basa-basi say hi , kadang malah miss. Wualaah… Ehmm… kayaknya akhir-akhir ini kalo aku gak coba mulai duluan, malah gak ada komunikasi blaszz. Halaah … Gak tau apa sebabnya… Sibuk, itu jawabanku sementara. Mungkin diomongin baru dapat jawabannya. Tapi mau bahas ini ke dia, waktu yang gak memungkinkan. Terbentur kendala utamanya.... Sibuk… Jiaaah… give up dah…
Kemaren kadar perhatiannya jadi sorotan orang-orang sekitarku. Mereka mempertanyakan kenapa dia bisa merespon se-‘cool’ itu ya ? Yeee…..Mana aku tahu ? Dia yang tau kenapa… meskipun dalam hati juga nanya, kok bisa ya dia gak ada cemas sedikitpun, seujung jari kecoak sekalipun, tau aku tepar di UGD tanpa keluarga, cuma ama adek sepupu ma sahabatku aja ? hahaha… Aneh tapi nyata… Jadi mikirin juga pertanyaan spontan mereka kemaren ke aku, sebenernya aku masuk daftar prioritasnya gak sih ? sebenernya sampe mana sih keseriusan dia kalo diliat dari sikapnya kayak gitu ke pacar ? jangan tanya ke aku yaaa....ouwlala… who knows ?? no body knows, except him ^_^

Orang di sekitarku sibuk complain karena sikapnya kemaren, tapi aku bisa apa ? aku gak mau memaksakan dia menyadari seperti yang mereka bilang “apa yang seharusnya dilakukan orang yang menyandang status pacar yang sebenernya”. Karena aku gak suka dipaksa, jadi memaksa juga bukan hobiku hehehe.. sekarang, ketika merasa dia agak jauh, dunianya jadi untouchable, aku memilih memposisikan diriku di luar. Lebih simple dan mungkin juga yang tepat untuk saat ini. Memaksa masuk… selain buang tenaga, annoying, keliatan gak tau diri, egois, over PeDe, dan pastinya bikin yang bersangkutan merasa terusik juga. Gak deh, bukan gue banget tuh…Tapi ini juga bukan bentuk gak peduli loh (masa’ sih ? keras kepala sih mungkin iya yah ?hahaha), hanya memberi waktu buat masing-masing aja, seperti yang dia butuhkan, seperti yang dia mau mungkin kali yaa..

I’ll give what he wants, what he needs.. cause I’m trying to be a good patner for him. Hopefully, it work, not useless.. We’ll see the result, time will show us

Mengubah default orang sepertinya gak mungkin, berat deh... jadi aku gak berharap banyak dia jadi seperti yang temen n sepupuku gambarkan tentang idealnya pacar harus gini ato gitu. Berharap adalah hal yang paling menyebalkan ketika harus dilakukan dan aku tidak suka berharap. Let it flow aja… sadar syukur, enggak ya… Gimana yah ? hahaha…manut aja lah… terserah… karena aku super duper ogah dapet trademark baru dari dia, TERLALU MENUNTUT, setelah sebuah trademark ‘Over Cemburuan’ aku dapatkan dengan mudah hanya dalam tempo 1 bulan kemaren (- -!) Hahaha…

Peace… V(^_^)

dMasiv-Sudahi Perih Ini



Sudahi Perih Ini

Apa yang harus
Ku lakukan lagi bila kau tak setia
Karena aku hanya seorang manusia
Yang tak kau anggap

[*]
Aku tlah coba untuk memahamimu
Tapi kau tak peduli

[**]
Cukup sudah
Kau sakiti aku lagi
Serpihan perih ini
Akan ku bawa mati

Aku mencoba
Memberikan segala yang telah aku punya
Namun semuanya hanya sia-sia
Percuma

Back to [*][**]

Back to [**]

Sampai kapan
Bisa membuatmu mengerti
Membuat aku bermakna
Dihatimu dimatamu sayang

I'm Praying to You, God


“Tuhan-ku yang sangat aku kasihi, kekasih-Mu yang kecil ini sedang bersedih.
Hatiku yang lemah ini tenggelam ragu, jantungku gemetar takut, tubuhku meleleh letih, dan tangisku mencekat nafasku.
Aku yakin Engkau tersenyum melihatku tak sabar menanti penyelamatan-Mu.
Tuhan-ku, tolonglah aku. Keluarkanlah aku dari derita ini.... Tidurkanlah aku, indahkanlah mimpiku, dan bangunkanlah aku dalam kedamaian. Amien.”

Mario Teguh


Semoga Tuhan mendengar untaian doaku...
ketika semua ciptaanNya sedang menutup mata dan raga sedang terbuai mimpi, ku rajut doa padaNya.

Meminta secercah cahaya, jalan keluar dari semua pintu yang seolah tertutup, dari ruang pengap yang gelap, dari ketakutan yang menghantui, dari pertanyaan yang tak terjawab, dari rasa heran akan semua yang tidak sewajarnya, dari keraguan yang menyesakkan, dari tangis yang mengusik kedamaian, dari himpitan yang begitu menekan, dari semua yang menggantung, dari semua yang ambigu, dari semua keterbatasan, dari pemikiran yang sempit, dari kesabaran yang ternodai ego.

Tuhan, yang memiliki kuasa penuh akan diriku, yang tahu apa yang terbaik untukku,tolong jawab doaku...

Bersabarlah...


Anda yang sekarang hatinya sedang gundah, geram, sedih dan gelisah adalah JIWA YANG DIKASIHI TUHAN, YANG SEDANG BERADA DALAM PROSES PENDEWASAAN DAN PENGHEBATAN.

Bersabarlah.

Anda tidak akan disedihkan, tanpa disiapkan kebahagiaan.
Anda tidak akan digalaukan, tanpa dibangunkan kedamaian.
Dan Anda tidak mungkin direndahkan, tanpa disusunkan derajat yang tinggi.

Iman itu indah.

Mario Teguh – Loving you all as always

Semoga yang di alami memang sebagai bentuk proses pendewasaan dan penghebatan...jika bukan, lalu apa maksud Tuhan memberi ujian semacam ini ? Yang pasti, Saya sedang bersabar....

I'm Free From Fear

BEBASKANLAH DIRI ANDA DARI RASA TAKUT KEPADA PENDAPAT ORANG LAIN mengenai Anda.

Teguhkanlah hati Anda, katakanlah
...
Aku tak akan mengijinkan pendapat orang lain tentang diriku, menjadi pembatas dan penjara bagi hak ku untuk menjadi pribadi yang damai, yang bekerja dengan jujur untuk kesejahteraan dan kebahagiaanku.

Aku penguasa hidupku sendiri.

Mario Teguh - Devoted to you

Sabtu, 03 Juli 2010

Kebahagiaan

KEBAHAGIAAN ADALAH MASALAH KEPUTUSAN.
Segera setelah Anda putuskan untuk berbahagia, semua pikiran, perasaan, dan tindakan Anda akan berfokus pada yang membahagiakan.

Maka tegaslah untuk memutuskan bahwa:
Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang. Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini. Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain...

Mario Teguh – Devoted to you as always


Salam Super, Pak Mario.... Suka banget dengan "Kebahagiaan" menurut sudut pandang Bapak..
Waktu, tempat dan cara untuk bahagia.... semoga aku bisa menerapkannya dalam hidupku
Semoga....

Ordinary People...


Review :
Cerita dorama yang satu memang cukup menyentuh hati bagi yang menyaksikannya. Dorama berjudul Ordinary people ini memulai ceritanya dengan adanya sebuah ujian untuk tes masuk ke sebuah perguruan tinggi di Jepang.

Ketika itu ada seorang murid yang bernama Narumi. Ketika ujian berlangsung, bolpen yang dipakai habis tintanya. Melihat hal tersebut, seorang murid bernama Kakei yang berada di belakangnya meminjamkan bolpen padanya. Hal tersebut mengundang rasa simpati dari Narumi.

Setelah lulus ujian masuk, Narumi menjadi mahasiswi tahun pertama dan bertemu empat mahasiswa lainnya, yakni Toride Osamu yang menyenangkan, Higashi Seika yang cantik dan pintar, Kakei Tamotsu yang miskin dan pekerja keras serta Matsuoka Junichiro yang kaya dan pandai bermain piano.

Dari sana akhirnya mereka menjadi berteman yang kemudian membentuk sebuah geng yang diberi nama Asunaro. Dalam kesehariannya, kisah persahabatan mereka pun diwarnai oleh banyak kisah cinta antara Kakei dan Narumi.

Dorama berjudul Ordinary People ini didukung oleh beberapa artis yang cukup terkenal, mereka antara lain adalah Takuya Kimura yang berperan sebagai Toride Osamu, Hikari Ishida yang berperan sebagai Sonoda Narumi, Anju Suzuki yang berperan sebagai Higashi Seika, Michitaka Tsutsui yang berperan sebagai Kakei Tamotsu dan Hidetoshi Nishijima yang berperan sebagai Matsoka Junichiro.

Pengen nonton lagi nih.... Dorama jaman jebot tapi paling suka nih, ada unsur friendship juga soal perasaan.... Stasiun TV mana yang mau puter ulang dorama ini yaaa ????

Lagu Jepang "True Love" OST Ordinary People dengan Lirik dan Terjemahan ...



Bener-bener lagu favorit.... Gak pernah bosen denger berkali-kali, meskipun juga harus mewek berkali-kali juga kalo denger hahaha.....

GEISHA-SELALU SALAH(Super HD Video Clip)

Kamis, 01 Juli 2010

Happy Wedding....


Happy wedding to Ithink and Lia !!!!

Bukan hari ini sih…tapi nanti, tanggal 4 Juli 2010, salah seorang sahabat sedang mengucap ikrar janji sehidup semati. Yups, sahabatku Ithink akhirnya sukses melepas masa lajangnya hari ini dengan mempersunting kekasih hatinya, Lia. Selamat buat mereka berdua… sebenernya pengen banget dateng dan menjadi saksi moment bahagia mereka berdua. Tapi karena diadakan di Boyolali, jelaslah gak bisa datang. Biasa…. Masalah mobilitas yang terbatas hahaha… tapi meskipun gak bisa datang dan mengucapkan selamat secara langsung, tetep kirim doa buat mereka berdua kok. Semoga pernikahannya langgeng sampai sama-sama ompong dan encok hihihii…. Maksudnya, semoga pernikahan mereka langgeng sampai jadi kakek nenek, bisa membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, juga segera dikaruniai momongan… Amien….

Sebenernya salut juga sama ithink. Secara penampilannya yang selengekan, suka ngomong gak jelas, ngocol abis n gak tampang serius gitu ternyata justru selangkah lebih maju, nikah duluan. Lima jempol buat ithink deh (Yang satu kredit dulu punya orang hehehe…).

Jadi inget jaman-jaman les Bahasa Inggris di LBA Interlingua dulu. Satu kelas awalnya ada sekitar 8 orang, aku lupa namanya siapa aja. Tapi gak tau kenapa, akhirnya jumlah siswa menyusut jadi tinggal 5 ekor aja (kena seleksi alam kali yah ?). Tiga diantaranya udah jelas aku, si anteng Biksu dan si trouble maker Ithink. Trio kwek-kwek ini biasanya yang suka ribut ketawa gak jelas, ups…salah, minus Biksu, yang paliiiing banter cuma mesem doank n ngirit ngomong, mungkin takut ketauan giginya hehehe... Abis les kita berlima masih suka nongkrong ama tentor di bangku depan tuh, ngobrol sana-sini, bahkan sampe dibawain camilan juga sama mbak-mbak Frontlinernya (kebangetan gak sih ? hehehe…). Rutinitas begitu, 3 kali seminggu selama 2 bulan, bikin kita satu kelas kecil ini dah kayak keluarga. Marhadi yang idealis, Mbak Yulia si ibu rumah tangga funky yang kalo ngomong bikin orang laen speechless liat kecepatan bicaranya, Ithink si gokil, Biksu yang super duper anteng dan aku yang suka ketawa paling banter diantara mereka. Dari kebersamaan selama les itu plus pertemanan setelah sama-sama gak lanjutin les, aku kira nanti Biksu yang bakalan nikah paling cepet diantara kami yang masih single. Tapi, owlalaaa.. tebakanku meleset !!! ternyata malah si Ithink hahahaa… Padahal, profilnya tuh kayaknya kurang meyakinkan (semoga yang bersangkutan gak baca tulisanku ini hihihi…). Kalau diinget-inget, selain pas mikir vocabulary di kelas, kapan sih dia ngomong serius ?? hihhiihii… Komentar di FB aja dia ‘mawut’ alias berantakan gitu kok…hahaha… Tapi orang kan pasti punya sisi laen dari dirinya yang gak di ekspos biar orang laen tau juga kali yah… Gak mungkin juga seseorang bakal selengekan, gak serius gitu selamanya… Apalagi ketika menyangkut masa depan, pastinya sikap konyol, gak dewasa plus bawaan selengekan bakal di eliminasi seketika. Cewek mana yang bisa mempercayakan nasibnya ke cowok yang kelihatan gak serius and selengekan ? di jamin gak ada deh…

Pokoknya congrat to Ithink dan Lia deh. Mereka dah sampe di dermaga perhentian pertama mereka. Yang tadinya mereka baru naek speed boat berdua, sekarang dah naek pangkat ganti naek kapal pesiar, buat mengarungi bahtera rumah tangga mereka berdua. Sekali lagi selamat…

Hmmm… denger kata ‘menikah’, liat orang menikah sebenernya agak gimanaaaa gitu… Secara usia mungkin udah pantes nikah. Teman satu angkatan kuliah bahkan udah ada yang punya buntut 2 ekor (Wuaduuh…). Kerabat yang lama gak ketemu, sekalinya ketemu juga pasti nanya’in hal basi ini terus. Haduuuuh…. Eneg buanget !!! Masa’ sih mereka gak capek n bosen ? Padahal aku capek plus bĂȘte.Tanya hal yang sama setiap tahun, padahal di jawab dengan jawaban yang sama juga tiap tahun. Kerabat dari pihak mama nih yang biasa usil begini huuuff…Please deh ya… Beri aku ruang buat bernapas lega tiap kali ketemu kalian… Rasanya kayak pencuri kambing ketemu polisi aja kalau ketemu ama mereka, bawaannya mau lari ngumpet.

Menikah, seharusnya, lagu wajibnya sekali seumur hidup. Gak maen-maen tuh… Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum menikah. Aku belum punya pengalaman nikah sih (ya iyalaaahh…) hehehe… tapi menimba air di sumur kakak, sepupu sebaya, temen yang udah nikah, bahkan narasumber resmi alias nasehat Ortu, semuanya menyanyikan tembang wejangan yang sama. Coba aku inget-inget lagi syair lagu mereka deh hehehe…

Menikah perlu persiapan yang matang. Secara garis besar harus siap mental dan materi. Bicara soal kesiapan materi, bukan mengarah ke hal-hal berbau matre loh. Maksudnya udah berani nikah berarti harus berani menanggung hidupnya plus menanggung hidup anak orang dengan penghasilan sendiri. Kan gak lucu tuh kalau dikit-dikit masih minta dukungan financial ortu ? berdasarkan apa yang diliat sendiri di rumah nih, ortu emang gak akan tega lepas tangan kalau liat anaknya, yang udah nikah sekalipun, mengalami kesulitan financial, tapi kalau terus menggantungkan bantuan mereka, kapan bisa mandiri membentuk rumah tangga ?

Kesiapan mental ini nih yang lebih berat katanya. Belum tau persisnya gimana, cuma baru dapet gambaran mentahnya aja. Menikah berarti menjadikan pasangan sebagai patner duo seumur hidup kita, sebagai tempat untuk bertukar pikiran, berbagi kesulitan dan kesenangan, sebagai control sekaligus penyeimbang langkah kita.
Menikah berarti kita punya patner tunggal seumur hidup yang harus dijaga, dihormati dan dicintai. Patner inilah yang bisa kita mintai pertimbangan ketika harus mengambil keputusan baik menyangkut pribadi maupun menyangkut kepentingan bersama. Namanya juga bukan single player lagi, tapi dah double, patner punya peranan juga pastinya. Yang baik adalah mengkomunikasikan segala sesuatunya berdua, supaya tidak ada salah satu pihak yang terkaget-kaget ketika ada perubahan mendadak, merasa tidak dihargai karena memutuskan sesuatu tanpa ACC pasangan, merasa disepelekan atau bahkan dianggap gak penting (pokoknya unsur komunikasi jadi triple tetra bahkan penta sangat penting deh ketika dua orang telah menikah).

Menikah berarti membagi suka duka berdua. Banyak tuh kasus, ketika suami punya karier bagus atau lagi menanjak, istri jadi super lengket n sayang banget ama suami. Tapi begitu suami kesandung masalah, bahkan jatuh, bukannya kasih dukungan moral atau apa, e’eh… si istri malah ngabur, minta cerai. Itu sih doyan sukanya, dukanya silakan makan sendiri… Nyebut deh… Semoga sikap mental kayak gitu 1% pun gak ada di aku… Amien. Dulu banget… ketika masih jaman kuliah, mama pernah kasih kuliah umum nih. Katanya jadi istri wajib disamping suami baik suka maupun duka. Saat sedang suka, istri harus selalu mengingatkan suami untuk selalu bersyukur padaNya, mengingatkan agar tidak lengah karena sedang ada dipuncak kesuksesan, mendukung agar suami bisa tetap berprestasi. Sebaliknya, saat sedang duka, istri harus bisa menjadi pendukung utama suami menghadapi situasi sulit, memberi dukungan moral paling besar buat suami supaya bisa bangkit dari keterpurukan dan yang jelas mengingatkan agar lebih dekat padaNya untuk memohon diberi jalan keluar. Apa lagi yah ? agak lupa.. soalnya dah lama banget tuh mama ceramah based on true story.

Menikah berarti kita punya control dan penyeimbang yang baik buat diri kita. Di dalam rumah, kita memang memainkan peran full sebagai suami atau istri, tapi di luar kita adalah milik umum. Maksudnya, ambil contoh, kita adalah seorang asisten manager, sekretaris atau staff humas di sebuah perusahaan. Selama jam kerja berlangsung kita adalah pribadi milik perusahaan yang wajib loyal pada instansi tempat kita mengabdi. Selama itulah kita menjadi pribadi yang harus bisa menjaga diri dari pengaruh luar. Gak munafik kan kalau di luar kita akan ketemu seseorang yang kelihatannya charming yang bikin mata otomatis melirik, leher otomatis berputar 90° sekedar memastikan pesonanya memang nyata, halah… tapi saat terjadi serangan black evil itu seharusnya kita segera menyebut nama Tuhan dan ingat satu hal… di rumah, di dalam bangunan kantor yang laen, dan yang jelas di dalam hati ada satu orang yang sudah kita pilih sebagai teman hidup sampai ajal menjemput. Menikah berarti kita punya control untuk mencegah diri berbuat dosa, tujuan utamanya mau bilang selingkuh sih heee... Tapi tergantung pribadi yang bersangkutan juga sih, kalau dasarnya mental dah bobrok, liat ada peluang selingkuh, hayuuuk deh… (mengutip kata-kata seseorang : semoga orang kayak gitu selamat di dunia, tapi gak jamin di akhirat hahaha…). Menikah berarti juga punya penyeimbang langkah kita. Pernikahan sejatinya mengarungi bahtera bersama, berdua, bukan salah satu dominan di depan. Jadi dalam melangkah kita juga harus memperhatikan langkah pasangan. Jangan yang satu ke selatan, satunya lagi ke utara. Di jamin bubar jalan deh. Jangan sampai juga kita antusias berlari tanpa menoleh ke samping, memastikan pasangan kita juga sedang berlari dengan tempo yang sama. Jangan sampai kita terlalu keras menarik tangannya supaya bisa mengimbangi langkah kita. Memaksa bukan cara yang bijak. Perlu di kaji ulang, kenapa langkah tidak bisa sejalan dan seirama. Mungkin kita memang yang terlalu cepat, mungkin pasangan kita yang belum siap, atau memang tidak sanggup mengimbangi pada kecepatan itu. Ada masalah pasti ada jalan keluar kalau dibicarakan. Tinggal kesediaan dua belah pihak untuk duduk bersama, membuka diri, menurunkan ego, jujur ngeluarin semua keluhannya, berbesar hati menerima kritikan, dan berkepala dingin mencari solusi yang tepat untuk berdua. Ambil jalan tengah untuk menyelesaikan masalah, dari contoh kasus diatas, bisa aja dengan ngurangin kecepatan kita, bikin kesepakatan berdua, dan yang paling bijak saat terbentur sikon buntu adalah mengalah. Mengalah bukan sesuatu yang harus diasosiasikan dengan ‘lemah’ loh… catet tuh…

Menikah menurutku sih dari dua menjadi satu (termasuk unsur keluarga juga tuh, gak cuma personal 2 orang yang menikah aja). Proses penyatuan itu gak akan mandeg begitu aja setelah prosesi pernikahan selesai, tapi akan terus berjalan sepanjang masa pernikahan, sepanjang hidup suami dan istri itu. Bukan cuma orang yang lagi pacaran aja yang bertengkar karena masalah kecil, pasangan menikah pun gak mungkin adem ayem gak ada konflik kok (liat dengan mata kepala sendiri sih contohnya hee…). Tinggal gimana duo ini menyikapi permasalahan yang muncul. Jangan sama-sama keras deh kuncinya…lagi-lagi kata mama. Kalau dia api, kita harus bisa jadi air, jangan malah sama berkobarnya jadi api atau sok innocent konyol malah jadi angin yang memperbesar kobaran api. Capekkk dweeh….

Sepertinya yang aku omongin mulai melenceng dari topic persiapan materi n mental. Iya gak sih ??? hmmm… namanya juga amatir, belum pernah ngalamin, baru sekedar jadi penerima dasar teori buat berteori ria trus ngomong ngelantur gini hehe.. tapi boleh donk berteori, supaya besok (nggak tau kapan) gak yang buta-buta banget ama yang namanya konsep pernikahan.

Menikah, menyusul langkah Ithink n Lia, aku gak tau kapan. Hanya Tuhan yang tahu pasti jadwalku. Hanya Tuhan yang tau siapa ‘patner’-ku nanti. Aku dan jutaan makhluk single laennya di dunia ini hanya tinggal nurut dengan ketentuan dan jadwal-Nya aja kok. Tapi kalau boleh bercita-cita, aku mau pernikahan yang langgeng kayak papa-mama. Sampai tua, liat cucunya satu per satu lahir, masih bergandengan tangan menjaga cinta mereka berdua melewati 40 tahun usia pernikahan dan masih bersemangat untuk menyambut ulang tahun emas pernikahan mereka..

‘MULAILAH MENYADARI, MEMILIKI DAN MENJAGA…”


‘Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya’. Petikan kalimat singkat dengan makna yang dalam. Mengingatkan kita akan arti ‘memiliki’ yang sesungguhnya.

Kita sebagai manusia, yang diberi trademark sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, dalam hidup ini sebenarnya mendapatkan lebih dari yang diharapkan. Jangan dipandang dari segi materi yang tiap orang ukurannya berlainan loh… tapi coba pandang dari sudut pandang cinta dan kasih sayang. Kita hidup di tengah-tengah keluarga, saudara, teman, kekasih, rekan kerja, orang yang tidak kita kenal sama sekali atau bahkan yang paling sepele sekalipun, binatang piaraan kesayangan kita. Dari sekian banyak orang yang ada mengelilingi kita, tanpa sadar sebenarnya mereka telah memberikan kontribusi berupa cinta, kasih sayang dan perhatian buat kita tiap hari. Gak melulu harus diterima dalam bentuk yang special. Pesan bunda yang mengingatkan kita untuk berhati-hati di jalan sesaat sebelum kita melangkah keluar pintu rumah, SMS kekasih yang menanyakan apakah kita sudah makan siang atau belum, celotehan sahabat yang mengkritik tampang kita yang pucat mirip zombie hari itu, bahkan sambutan ramah goyangan ekor lucu si doggy ketika kita sampai di rumah, semuanya adalah bentuk kasih sayang yang kelihatannya adalah suatu hal yang biasa banget tapi sesungguhnya mengandung makna ketulusan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa.

Sesempurna apapun manusia, pasti punya kelemahannya juga. Saat kita begitu disibukkan dengan rutinitas, terlalu asyik dengan hobi baru atau seseorang yang baru kita temui, menganggap perhatian-perhatian mereka sebagai suatu hal yang membuat risih dan bosan… kita sebenarnya telah ber-revolusi menjadi makhluk yang sangat tidak tahu berterima kasih dengan ego yang sangat besar. Saat khilaf, kita jadi begitu mati rasa dengan gak menganggap keberadaan mereka di samping kita, menjadikan mereka seolah kasad mata di depan kita, mengabaikan semua bentuk perhatian dan kasih sayang mereka karena menganggap ada yang jauh lebih menarik ketimbang itu semua. Ambil contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari nih… kita baru dapet kenalan baru lawan jenis di suatu komunitas atau tempat kerja, yang secara fisik lebih menarik dari pasangan kita dan dari segi wawasan juga punya pandangan yang lebih luas dari pasangan kita. Tanpa sadar ketertarikan pada si dia pelan-pelan udah mulai membuat kita berubah sikap dan menjaga jarak dengan pasangan kita sendiri. Apa aja yang diomongin pasangan seolah cuma numpang lewat masuk telinga kanan, keluar telinga kiri; apa aja yang dilakukan pasangan kayaknya malah bikin kita uring-uringan dan bĂȘte karena merasa terlalu direcokin dan dibatasi ruang geraknya. Hmmm… ini nih yang mulai gak bener. Pada moment itulah kita jadi manusia yang sangat gak berhati nurani dan gak berprikemanusiaan. Cocok deh dapet gelar ‘Raja Tega’.. tega nyuekin pasangan, tega ngomel tanpa alasan jelas demi nutupin kesalahan sendiri, bahkan tega cari-cari kesalahan dan bandingin pasangan sendiri ama si dia yang saat itu memang kelihatan lebih ‘wah’ dari berbagai segi. Namanya juga khilaf… udah salah tapi masih teriak-teriak cari kesalahan orang yang gak tau apa-apa. Maling teriak maling deh… kalau khilaf terus berlanjut, pasti langkah selanjutnya adalah cari cara gimana supaya bisa meng-cut hubungan ama pasangan kita demi si dia. Ya Allah… udah abnormal banget tuh kalau sampai kayak gitu. Cuma jadi bertanya-tanya, kok bisa orang kayak gitu dikasih kesempatan hidup ya ?? hehehe… Mungkin aja hubungan mereka memang sukses diakhiri dengan ending yang gak tau apa malah justru yang terluka parah. Life must go on… yang terluka mungkin butuh waktu buat recovery setelah menanggung luka yang seharusnya gak pantas disematkan padanya, sedangkan si pembuat luka udah enjoy memulai babakan baru lagi. Bener-bener gak adil…. Tapi kalau udah kayak gitu memang gak bisa di rubah lagi. Udah sikap mental si pembuat luka kali yah jadi orang yang gak punya hati nurani dan gak bisa menghargai kasih sayang juga perhatian orang disampingnya.

Tapi laen halnya kalau untuk kasus serupa, kita ternyata masih punya kesadaran dan hati nurani. Ketika kita khilaf, melukai hati pasangan kita karena si dia dan membuat pasangan kita memilih resign dari kehidupan kita, pastinya akan muncul yang namanya ‘Penyesalan’. Udah rumus baku kalau penyesalan datangnya selalu telat, seperti polisi yang biasanya selalu datang telat ke TKP. Setelah pasangan kita gak berada di samping kita, kita baru ngerasain ada yang hilang. Gak ada yang cerewet kayak beo ngingetin supaya sarapan pagi, gak ada lagi yang ngingetin makan siang, gak ada lagi yang telepon malem-malem cuma buat lebay say I Love You, gak ada lagi yang ribut mengritik penampilan kita yang terlalu seadanya. Kita kehilangan semua hal-hal kecil yang tanpa sadar kemarin udah menjadi bagian rutinitas sehari-hari. Pastinya hampa banget dan susah menerima kehilangan beberapa hal yang kelihatannya kecil tapi sesungguhnya super duper besar value-nya (nb : perlu ditegasin lagi kalo efek kehilangan ini hanya buat pribadi yang punya hati nurani… laen perkara kalo termasuk tipe hati karet yang serba membal, gak peka dan gak pernah sampe bener-bener ke dalam hati). Kita baru sadar kalau apa yang kita miliki kemarin sebenernya sangat berharga, tapi kita justru tidak bisa menghargainya dan membuangnya dengan percuma.

‘Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya…’.
Petikan kalimat ini sepantasnya menyadarkan kita untuk bisa lebih menghargai semua yang kita miliki sekarang, yang ada di samping kita. Menyadarkan kita untuk tidak menyepelekan dan memandang kecil segala bentuk usaha atau pemberian orang kepada kita. Kalau kita dihargai, berarti kita juga harus menghargai orang atau sesuatu yang menghargai kita. Bahkan ada pesan bijak yang mengatakan ‘jadilah yang terlebih dulu menghargai orang lain sebelum mengharapkan orang lain menghargai kita, jadilah orang yang lebih dulu memberi sebelum mengharapkan orang lain memberi sesuatu untuk kita’ (nyambung gak ya ama topic ini ? hehehe…). Jangan sampai kita baru menyadari apa yang sebenarnya telah kita miliki setelah kita kehilangannya. Karena itu useless banget…

Jadi, hargailah dan jagalah segala sesuatu yang ada pada kita sekarang. Pahami dan maknailah secara positif keberadaannya. Milikilah apa yang kita miliki itu dengan hati supaya itu semua benar-benar menjadi bagian indah yang mengisi hidup kita. Dan jangan lupa untuk menjadikan semua itu sebagai anugrah yang sudah sepatutnya kita syukuri.

Dear Mr. Einstein, I’m So Sorry, But I Disagree


Albert Einstein mengatakan, “Belajar dari hari kemarin. Hidup untuk hari ini. Milikilah harapan untuk hari esok. Yang penting jangan pernah berhenti untuk berharap.”

Sekali baca orang pasti akan berkata bahwa kalimat bijak itu mengandung makna dalam agar orang gak putus asa, terus memiliki harapan karena dengan terus memilik harapan, orang jadi akan lebih optimis dan bersemangat apa yang jadi harapannya akan terwujud suatu hari, semua hanya masalah waktu (asal diimbangi dengan usaha juga tentunya).

“Belajar dari hari kemarin”

Orang hidup pasti punya yang namanya pengalaman, baik yang manis maupun yang pahit. Dua-duanya punya kans untuk diberi space khusus dalam hati buat diinget. Tapi kebanyakan pengalaman pahit sih yang diingetin, karena memori otakku menyisihkan space sedikit lebih luas buat pengalaman pahit hehehe… jujur aja, pengalaman pahit itu jadi semacam trauma. Trauma yang kadang bikin aku jadi gampang parno, ragu, ato takut untuk melangkah. Tapi membuang waktu hampir 5 tahun secara sia-sia diikuti kesadaran yang rada telat datengnya bikin otakku sekarang bekerja keras mempelajari file-file lama yang sebenernya udah gak layak di liat lagi. Tapi sebagai bahan referensi untuk memperbaiki diri, mau gak mau memang harus sedikit melongok ke belakang. Inilah yang Einstein bilang, “Belajar dari hari kemarin”. Dan hasil dari pelajaran kemarin aku menyadari sesuatu, “ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain telah dibukakan. Tapi keseringan kita terpaku lama pada pintu yang tertutup itu, sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan untuk kita.”

“Hidup untuk hari ini”

Yang lalu telah berlalu, tapi bisa dijadi’in bahan pembelajaran untuk melanjutkan hidup. Einstein mengatakan agar kita hidup untuk hari ini. Sebagai orang awam yang gak selevel Einstein, aku cuma bisa menerjemahkan perkataan itu sebagai sebuah anjuran untuk melakukan apa yang harus dikerjakan saat ini dengan sebaik mungkin. Lakukan yang terbaik yang aku bisa, meraih puncak tertinggi yang sanggup ku jangkau dengan tenaga maksimalku. Yang aku jalani saat ini tidak mudah, rumit dan berliku, tapi aku belajar dari masa lalu, mengubah apa yang memang seharusnya diperbaiki, menerima dan mencoba mempelajari setiap hal baru yang ku dapat, menyelesaikan masalah yang muncul, dan berusaha menyingkirkan batu sandungan yang menghambat langkahku. Hidup untuk hari ini berarti melakukan yang terbaik pula untuk hari ini. lakukan yang terbaik sekarang seolah kesempatan itu tidak akan datang kedua kalinya.

“Milikilah harapan untuk hari esok. Yang penting jangan pernah berhenti untuk berharap”

Memiliki harapan dan terus berharap memang di satu sisi membuat kita jadi lebih bersemangat dan optimis untuk bisa mewujudkan apa yang jadi harapan dan semua rencana hidup kita. Tapi bukankah terlalu berharap juga gak baik ? Aku pernah merasakan, mengharapkan sesuatu terjadi sesuai harapanku, menaruh harapan pada seseorang, tapi hasilnya ??? NIHIL, NOL BESAR !!! Aku sudah berusaha, melakukan yang aku bisa, tapi perbedaan yang sangat prinsip itu tetap jadi penghalang utama. Menyusun rencana untuk masa depan memang tidak salah, bahkan memang lebih baik kalo kita prepare sebelum melangkah lebih jauh. Tapi kenapa setiap kali berharap semua berjalan lancar dan udah atur rencana matang, buntutnya malah satu pun gak tercapai ?? Apa yang salah ??? Bukankah manusia boleh berencana tapi Tuhan-lah yang menentukan ? tapi dengan kejadian itu, apakah aku masih boleh berencana dan berharap ? hilang sudah kepercayaanku pada ‘harapan’. Hari ini, karena hari kemarin, aku enggan, ingin berhenti dan berubah takut berharap dan mengatur rencana hidupku. Berharap terlalu tinggi, di atur terlalu mendekati sempurna justru akan memberi kekecewaan dan rasa sakit yang luar biasa ketika jatuh dan gagal. Belajar dari kemarin… Memupuk harapan, menggantung harapan dan tidak pernah berhenti berharap pada SESUATU, pada SESEORANG bagiku hanya menunjukkan betapa lemahnya diri sendiri sampai harus kehilangan focus dan menyisakan tempat untuk sesuatu yang kadang sebenarnya hanya semu, hanya buaian ucapan yang sesungguhnya berlebihan dan memuakkan. Aku hanya ingin realistis sedikit menghadapi hidup. Tidak ingin kenyang dengan janji belaka, dengan harapan yang bisa saja ternyata hanya kosong belaka. Melihat apa yang ada di depan secara realisitis, secara objektif, gak berlebihan dan memakai logika adalah apa yang sedang aku coba terapkan sekarang. Menjalani apa yang sedang dihadapi bak air yang mengalir aja. Karena aliran air dari sungai kecil pastinya akan bermuara di samudra juga, tujuan utama air itu mengalir. Filosofi ‘aliran air’ itulah yang ingin aku terapkan dalam hidup, bukan ajaran ‘milikilah harapan dan jangan pernah berhenti berharap’. Bukannya mau sok hebat bertentangan dengan kata-kata bijak seorang Einstein yang mendunia, memangnya siapa gue…??? tapi ada bagian yang memang gak bisa aku terima dengan nalar, apalagi buat di terapkan dalam keseharian… Tanpa mengurangi rasa hormatku pada Mr. Einstein, jujur ada bagian dari pendapatnya yang aku gak setuju (Gak penting juga kaleee… aku setuju atau enggak hehehe…).

Hidup adalah sebuah kenyataan yang terus berjalan, aku tidak mau, aku dan hidupku dijejali dengan harapan yang tidak nyata atau janji yang belum pasti ditepati. Aku tidak mau mempertaruhkan hidupku pada sesuatu yang tidak pasti.